Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat Datang dan Berkerja Sama dengan TB. Rizqi Klego untuk mendapatkan bahan bangunan yang berkualitas baik dengan harga murah.

Sabtu, 04 April 2009

CURANG, Cari Untung Malah Buntung

Kemarau panjang menerpa Kaum Madyan, umat dimana Nabi Syu'aib diutus. Tanah tak menumbuhkan tanaman dan buah-buahan, udara terasa panas dan membakar kulit. Saat itu, terlihat kejauhan awan gelap menggelayut dilangit. Istilah sekarang pucuk dicinta ulam tiba, begitulah dugaan mereka. Mereka menghampiri awan itu untuk berteduh sehingga mereka rela bersesak-desakan dibawah awan itu. Dalam pikiran mereka , itu adalah hujan yang bakal mengakhiri penderitaan mereka. Tapi tidak dinyana, ternyata bukan hujan air yang mereka harapkan , melainkan hujan petir yanh menghujani mereka, hingga binasa,
" Kemudian mereka mendustakan Syu;aib, lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesunguhnya azab itu adalah azab hari yang besa." ( QS. Asy Syuura'; 189 ).

Durhaka Kaum Madyan, Durhaka Umat Sekarang
Jenis kedurhakaan apakah hingga membuat kaum Syu'aib terhina begitu nista? Mereka telah mendustakan dakwah Syu'aib dalam dua hal , dakwah tauhid dan larangan curang dalam timbangan, Allah berfirman, "Dan kepada ( penduduk ) Madyan ( Kami utus ) saudara mereka Syu'aib, Ia berkata, " Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada illah yang haq selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan." ( QS. Huud: 84 )
Mestinya , adzab yang menimpa sekaligus sebab yang menimbulkan Kaum Madyan disiksa begitu rupa, menjadi pelajaran bagi kita.

Jika kita renungkan, sedikit banyak, musibah yang kita alami mirip dengan bencana yang menimpa Kaum Madyan. Dan ternyata, ada kesamaan pula dari sisi kebiasaan yang mengundang kemurkaan Allah atas mereka.
Setiap kita telah merasa gerah dengan kemarau panjang, kita pun mengharapkan agar hujan segera turun. Kita menyangka turunnya hujan berarti akhir dari kesulitan. Tapi ternyata, datangnya musim penghujan justru pertanda datangnya banjir, puting beliung, tanah longsor dan musibah lainnya. Ketika kita jenuh dengan luapan air hujan kita pun mengharapkan datangnya musim kemarau, sehingga aktivitas kita kembali normal. namun lagi-lagi kita kecele. Ternyata, kemarau membawa masalah tersendiri yang tidak kita ingini. Jika kita mengaca diri, apa yang menjadi kebiasaan Kaum Madyan ternyata dilestarikan oleh masyarakat kita. Dimana 'thaffaf' ( curang dalam timbangan ) menjadi mata pencaharian unggulan.Meminta lebih ketika membeli, tapi mengurangi timbangan dengan sembunyi ketika menjual. Siapapun tidak mau menjadi korban kecurangan, tapi sayang, justru banyak yang tega menjadikan saudaranya sebagai korban penipuan. Bukankah kita merasa dongkol ketika takaran bensin kita dicurangi, timbangan buah-buahan kita dikibuli? Atau transaksi jual beli kita diakali? Begitupun orang lain juga akan jengkel ketika menjadi korban kecurangan. Jika kemudian doa buruk meluncur dari lisan korban, maka posisi doa yang teraniaya itu tidak dihijabi, Allah akan mengabulkannya. Maka jangan heran, orang yang ingin mencari untung dengan jalan curang tidak akan untung selamanya. Mungkin akan bangkrut , hartanya tidak barokah, atau selalu menghadapi masalah, meskipun terkadang tidak langsung terkait dengan urusan daganganya. Tapi yang jelas, ketika seseorang berbuat buruk kepada orang lain, sesungguhnya ia tengah menyiapkan lobang kebinasaan untuk dirinya sendiri.

Adapun orang yang jujur, menyempurnakan timbangan dan takarannya, maka keberkahan akanmenyelimuti dirinya. Dia akan mendapatkan keuntungan yang datangnya langsung dari Allah Pemberi rejeki, dan inilah keuntungan yang sebenar-benarnya. Seperti nasihat Nabi Syu'aib kepada kaumnya " Sisa ( keuntunga ) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman". ( QS. Huud: 86 ).

Teladan Dalam Jual Beli
Ada teladan yang elok pada diri seorang tabi"in yang alim, abid dan wara.' Kejujuran dan perilaku baiknya kepada orang yang bermuamalah kepada beliau mendatangkan keberkahan tiada tara. Beliau memiliki pegawai yamg turut menjualkan pakaian. Suatu kali, pegawai itu menjual selembar pakaian kepada orang Badwi di Bashsrah dengan harga 10 dirham. Tatkala Yunus kembali ke tokonya dan mengetahui hal itu, beliau menyuruh pegawainya untuk mencari orang Badwi tersebut di tengah pasar. Tatkala ketemu dan datang kepada Yunus, beliau berkata kapadanya,"Sesungguhnya pelayanku ini menjual pakaian kepadamu dengan harga 10 dirham,padahal harganya hanya 7dirham." Orang Badwi itu berkata," Tetapi saya sudah rela pakaian ini dihargai 10dirham." Yunus berkata ,"Akan tetapi kami tidak ridho pakaian itu untuk anda, kecuali jika kami meridhoi harganya, maka terimalah kembaliannya yang 3dirham ini, atau anda kembalikan saja baju tersebut."
Adapun sikap beliau tatkala membeli lebih menakjubkan. Tatkala datang seorang wanita dipasar Khuzz,sedang Yunus dalam keadaan berdagang,wanita tersebut membawa jubahjubah Khuzz untuk dijual, dia menawarkan kepada Yunus, lalu beliau bertanya,"Dengan harga berapa anda hendak menjualnya? "Wanita itu berkata ,"Bagaimana jika 600dirham" Yunus menjawab,"masih terlalu bagus untuk harga sekian." Yunus terus menambah harga hingga beliau membelinya dengan harga 1000dirham!
Beliau tidak memanfaatkan kelengahan wanita yang menjual jubah tersebut, beliau menghargai barang tersebut dengan harga yang pantas dengan kualitasnya, Karena beliau suka memperlakukan saudaranya dengan sesuatu yang beliau suka diperlakukan seperti itu. Anda berani mencoba!!!!!! (ar-risalah-Abu Umar Abdillah )

Kamis, 02 April 2009

Pupuk Langka


Dari tahun ketahun permasalahan pupuk tidak pernah tuntas dari masalah ,pupuk hilang dari peredaran, harga melebihi dari harga eceran tertinggi ( HET ). Hal ini menyebabkan para petani kelabakan. Apalagi mulai tahun 2009 sistem distribusi pupuk mengunakan sistem tertutup. Bagi petani yang tidak masuk kelompok tani tidak akan mendapatkan pupuk. Tapi apa yang diprogramkan pemerintah dengan sistem apapun belum bisa menyelesaikan masalah bahkan dengan sistem tertutup ini para petani dibuat lebih sengsara. Salah seorang petani Bp. Paijo dari desa Banyuurip mengatakan " mas loweh penak jaman biyen dari pada saiki, dhisik golek rabuk gampang saiki di ngel - ngel. Meskipun saiki entuk rego luwih murah tapi barange ora ono , podo wae ngapusi. Rego larang ora opo opo sing penting golek rabuk gampang". Inilah salah satu keluhan petani ditempat saya. Kebetulan Toko bangunan Rizqi Klego adalah salah satu penyalur Resmi Pupuk bersubsidi. Toko kami dapat imbasnya dari masalah kelangkaan pupuk. Pada bulan Maret ini adalah puncak puncaknya pemupukan sedangkan suplai pupuk dari Distributor masih jauh dari kebutuhan petani sehingga hari ini ada kelompok tani yang marah dengan toko kami. " Mas kapan pupuknya ada, kok lama ndak ada pengiriman? Apa sudah tidak mampu ?". Saya sebagai manusia mempunyai rasa manusia sehingga dengan mendengar perkataan tersebut sempat saya tersingung karena merasa dilecehkan. tapi saya kembalikan pada kenyataan ternyata memang petani saat ini sangat membutuhkan. Didaerah kami kebetulan merupakan lahan tadah hujan sehingga kebutuhan pupuknya serentak saat dibutuhkan dan tidak akan dibutuhkan saat tidak ada hujan. Inilah salah satu faktor penyebab kelangkaan pupuk, pupuk dibutuhkan serentak dalam jumlah banyak sedangkan jumlah distribusi tidak sesuai kebutuhan.
Ada beberapa faktor penyebab pupuk langka :
1. Pemupukan petani yang berlebihan , yang melebihi dosis standar pemupukan ( 1 ha = 250 Kg )
2. Pendistribusian pupuk dari Pabrik ke Distributor, Distributor ke Penyalur resmi tidak sesuai kebutuhan. Dimana bulan-bulan penyerapan pupuk dengan bulan- bulan tidak ada serapan pupuk jumlahnya sama.
3. Untuk daerah tadah hujan kebutuhan pupuk serentak. saat pupuk dibutuhkan tidak dapat ditunda tunda
4. Kemungkinan ada faktor penyelewengan penyaluran, sehingga tidak semua sampai ke petani.

Inilah beberapa penyebab pupuk langka. Tapi apakah pemerintah akan selalu memperhatikan permsalahan ini, karena permasalahannya dari tahun ke tahun sama tapi sama sekali belum ada perubahan yang berarti. Jadi dimana letak kesalahannya???? Petanikah ?/, Penyalurkah?? Distributorkah?? Pabrikkah? atau bahkan pemerintahnya sendir yang salah???? tapi jangan mudah menyalahkan tapi coba cari solusi yang bijak!!!!!!!!!!!!

Rabu, 01 April 2009

Memahami Karakteristik Pelangan

Slogan pelanggan adalah raja sudah jadi pegangan semua pengusaha dimanapun. Apapun yang diinginkan pelanggan sebisa mungkin kita penuhi. Bila mereka marah pun kita harus dengan sabar menghadapi mereka.

Dalam berbisnis, sekali atau dua kali pasti pernah menghadapi pelanggan yang marah. Kemarahan ini bersumber pada ketidak-ketidakpuasan mereka terhadap pelayanan yang kita berikan. Namun, mereka yang sedang marah tidak boleh dihadapi dengan kepala panas pula. Kita justru harus berkepala dingin. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi kemarahan pelanggan kita. Hadapilah dengan kepala dingin.

Menghadapi pelanggan yang marah seringkali memicu kemarahan pada diri kita sendiri, apalagi kalau ternyata pangkal masalah tak sepenuhnya kesalahan pihak Anda. Meskipun begitu, kita harus menghadapinya dengan kepala dingin dan sikap yang tenang. Kemarahan Anda justru akan membuat masalah kian rumit. Pahami keinginan pelanggan. Pelanggan yang marah ingin masalahnya segera selesai. Hal ini hanya separuh benar. Memang benar mereka ingin masalahnya ditangani, tetapi mereka juga ingin didengar dan dimengerti. Untuk itu saat pelanggan Anda sedang melontarkan kemarahannya, dengarkanlah dengan penuh perhatian. Jangan sekali-kali menyela atau memotong ucapannya. Biarkan dia menumpahkan segala kemarahan dan ketidakpuasannya hingga tuntas. Bila ia telah selesai, barulah Anda menanggapi keluhan dan kemarahannya tersebut.
Berikan penjelasan dengan bijaksana. Dalam menghadapi kemarahan pelanggan, jangan bersikap kaku. Anda harus menunjukkan bahwa Anda sungguh-sungguh berusaha menangani masalah mereka. Bicaralah dengan nada bersahabat dan tunjukan empati Anda terhadap masalah yang dihadapinya. Berikanlah keterangan dan penjelasan yang tidak bertele-tele. Jangan pula mengkambinghitamkan pihak tertentu dalam masalah ini. Karena hal ini akan membuat pelanggan Anda tambah berang. Ingat, pelanggan tidak mau tahu apa yang terjadi pada perusahaan, mereka hanya ingin mendapatkan pelayanan yang memuaskan.

Cari jalan keluar yang adil. Setelah memberikan penjelasan, tawarkan jalan keluar untuk masalah tersebut. Karena melakukan pembelaan tanpa memberikan solusi sungguh sebuah tindakan yang tidak bijaksana. Lagipula, dengan memberikan solusi pelanggan akan lebih menghargai Anda, terlepas dari berhasil tidaknya solusi tersebut. Pada akhirnya yang akan diingat pelanggan Anda adalah usaha Anda memberikan solusi pada masalah mereka dan bukan berhasil tidaknya solusi tersebut. Memang akan lebih baik bila solusi yang Anda tawarkan manjur mengatasi masalah tersebut. Penanganan yang baik terhadap komplain pelanggan akan sangat berdampak pada bisnis. Karena pelanggan yang menyampaikan keluhannya merupakan pelanggan loyal yang peduli pada bisnis Anda terlepas dari caranya menyampaikan keluhan. Alih-alih merasa marah dan geram, justru Anda perlu berterima kasih pada setiap keluhan pelanggan. Karena dengan begitu Anda menjadi tahu bahwa ada yang salah dengan produk, proses atau komunikasi Anda. Jadi, secara tak langsung kemarahan pelanggan menjadi berkah bagi bisnis kita.

Pilih Rumah Atau Apartemen


Pilih Rumah atau Apartemen?

Geliat dunia properti dan real estate semakin terasa gairahnya. Kebutuhan akan tempat tinggal dan populasi manusia yang makin membeludak menjadi pemicu utama. Di tengah kondisi itu, pilihan antara rumah atau apartemen sering menjadi pertimbangan. Berbagai faktor memaksa masyarakat berpikir ulang tentang tempat tinggal yang ideal.

Dahulu, fungsi rumah hanya sekadar kebutuhan ‘mondok’ saja. Namun seiring dengan kehidupan manusia yang makin modern serta tuntutan zaman serba cepat dan praktis, hadirlah konsep hunian apartemen yang menjamur belakangan ini. Bagi masyarakat kalangan menengah, tinggal di apartemen atau rumah bisa jadi sama saja. Namun, masing-masing tetap saja memiliki plus dan minus.

Rumah
Pernyataan “Rumahku istanaku” tentu akrab di telinga Anda. Pernyataan ini seakan menjelaskan bahwa Anda bisa membangun konsep hunian sesuai dengan yang diinginkan. Intinya, rumah lebih bisa menjadi bangunan tumbuh. Berulang kali merenovasi rumah tak menjadi masalah. Selain itu, dengan ruangan yang lapang dapat menunjang berbagai aktivitas yang dilakukan oleh anggota
keluarga. Dengan maraknya pembangunan sarana modern dan bisnis terpadu, membuat lahan untuk pembangunan rumah menjadi terbatas khususnya di tengah kota. Sehingga lokasi perumahan menjadi beralih ke pinggir kota atau jauh dari pusat kota. Dampaknya, biaya yang dikeluarkan semakin bertambah (biaya tol dan BBM). Di samping itu, Anda juga harus cermat memilih lokasi agar terhindar dari banjir.

Apartemen
Dengan mengusung konsep hunian yang modern dan praktis, apartemen bisa jadi sebuah solusi ideal bagi masyarakat yang tingkat mobilitasnya tinggi. Akses lokasi yang strategis menuju kantor, pusat bisnis, pendidikan, hiburan dan pusat perbelanjaan menjadi alasan mengapa tempat tinggal seperti ini dipilih sebagai hunian. Selain itu, efisiensi waktu dan kemudahan akses menjadi kebutuhan utama menghindari kemacetan lalu lintas di kota besar.
Tinggal di apartemen menawarkan beragam fasilitas yang menguntungkan dan memudahkan bagi penghuninya. Sistem pengelolaan mulai dari sistem pengolahan sampah, sistem instalasi, bebas banjir, tingkat keamanan dan berbagai fasilitas dapat dinikmati penghuni di kompleks apartemen. Mulai dari pusat ATM, minimarket, pusat kebugaran, jogging track, kolam renang, pusat perawatan kecantikan dan beberapa di antaranya menyediakan business center bahkan mixed use apartment yang dilengkapi pusat perbelanjaan, perkantoran atau hotel. Namun, bukan berarti tinggal di apartemen tak ada minus-nya. Hal-hal seperti ruang yang terbatas gerak tumbuhnya ( luas bangunan tidak dapat ditambah ), biaya maintenance yang terbilang mahal ketimbang rumah dan juga rawan gempa. Dan yang perlu diingat, hidup di apartemen membutuhkan rasa toleransi yang tinggi. Penghuni harus hidup “berbagi” dengan penghuni apartemen lainnya. Misalnya seperti halaman, tempat parkir dan tempat terima tamu. Anda harus berbagi dan tidak bisa seperti di rumah sendiri.

Jadi, pilih rumah atau apartemen? Semua kembali pada kebutuhan dan selera Anda masing-masing.